Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Derajat Keasaman Terhadap Proses Koagulasi dalam Sistem Koloid | Ady Lab | Harga pH Meter Murah

Faktor Derajat Keasaman Terhadap Proses Koagulasi dalam Sistem Koloid

Keberhasilan dalam proses pengolahan air minum berkaitan erat dengan penurunan kekeruhan dan kontaminan lainnya yang terkandung dalam air baku.

Koagulan, terutama alum, tawas, dan garam besi, umumnya digunakan untuk menghasilkan penurunan kekeruhan.
harga pac penjernih air, jual pac penjernih air, harga koagulan pac, jual koagulan pac
Ady Water jual koagulan PAC untuk menerunkan kekeruhan air
Selain itu diinginkan pula koagulan yang dapat memberikan penurunan kekeruhan secara ekstensif dengan biaya rendah.

Partikel koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat dalam suspensi air baku, dan partikel inilah yang merupakan penyebab utama kekeruhan.

Stabilitas koloid tergantung pada ukuran koloid serta muatan elektrik yang dipengaruhi oleh kandungan kimia pada koloid dan pada media dispersi (seperti kekuatan ion, pH dan kandungan organik dalam air). 

Koagulasi adalah proses penambahan koagulan pada air baku yang menyebabkan terjadinya destabilisasi dari partikel koloid agar terjadi agregasi dari partikel yang telah terdestabilisasi tersebut.

Dengan penambahan koagulan, kestabilan koloid dapat dihancurkan sehingga partikel koloid dapat menggumpal dan membentuk partikel dengan ukuran yang lebih besar, sehingga dapat dihilangkan pada unit sedimentasi.

Terdapat 4 mekanisme destabilisasi partikel, yaitu pemampatan lapisan ganda, adsorpsi untuk netralisasi muatan, penjebakan partikel dengan koagulan, serta adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel melalui penambahan polimer. 

Derajat keasaman (pH) adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi proses koagulasi.

Bila proses koagulasi dilakukan tidak pada rentang pH optimum, maka akan mengakibatkan gagalnya proses pembentukan flok dan rendahnya kualitas air yang dihasilkan.

Kisaran pH yang efektif untuk koagulasi dengan alum pada pH 5,5 – 8,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presipitat alumunium hidroksida (Al(OH)3) terbentuk pada dosis alum 10–100 mg/L.

Proses ini juga memperlihatkan mekanisme koagulasi yang terjadi pada kombinasi antara pH dan dosis alum. 

Flok yang terbentuk dari koagulan senyawa besi lebih kuat dibandingkan dengan flok yang dihasilkan dari koagulan alum.

Keuntungan penggunaan ferri klorida dibandingkan dengan alum adalah karena ferri klorida bekerja pada rentang pH yang lebih luas yaitu pada pH 4 – 12.

Agar proses koagulasi dapat memberikan hasil yang optimum di instalasi pengolahan air (IPA), maka dampak penggunaan koagulan untuk suatu kualitas air baku tertentu harus dapat diprediksi.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pH dan dosis terhadap proses koagulasi menggunakan koagulan aluminum sulfat (alum) dan ferri klorida pada penurunan kekeruhan pada skala laboratorium.

Untuk mengukur pH air sebelum treatment dan sesudah treatment, Anda harus menggunakan pH meter digital.
Berapa harga pH meter horiba PH110 untuk mengukur pH air? Hubungi Ady Water

DAPATKAN PENAWARAN MENARIK DENGAN MENGISI FORMULIR INI